Kamis, 24 April 2014

PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI MENURUT HARGA PEROLEHAN DAN PROSEDUR PENCATATAN HARGA POKOK

Pengertiaannya:
Metode perolehan / cost methode adalah perolehaan y6ang dikaui perusahaan induk atas bagiannya dari perusahaan anak terhadap deviden dan diikuti untuk mencatat investasi saham-saham perusahaan anak, maka hanya deviden atas saham-saham tersebut yang diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan induk.

ciri-ciri metode cost :


1. L/R yang diperoleh perusahaan anak tidak dilakukan penjurnalan
2. Eliminasi saldo Modal, Agio,  LYD perusahaan anak ditentukan dengan bertitik tolak pada posisi neraca
3. Hak Minoritas ditentukan dengan bertitik tolak pada posisi akhir setelah transaksi dikertas kerja konsolidasi


prosedur pencatatannya :
1. pendapatan yang diakui , pada pencatatan ini hanya deviden saja yang dicatat, laba/rugi tidak dicatat
2. penyusunan neraca konsolidasi, pada penyusunan neraca konsolidasi pada metode equity atau metode cost tidak ada perbedaannya hanya saja pada investasi dan laba ditahan yang berbeda pada saat pencatatannya.

perbedaan metode equity dengan metode harga perolehan :
1. pada rekening investasi saham perusahaan anak :
 metode equity :

Berubah – ubah sesuai perubahan jumlah kekayaan bersih perusahaan anak 
metode harga perolehan :

Jumlahnya selalu tetap kecuali ada penjualan atau pembelian tambahan atas saham yang dimiliki
2. bagian laba yang diperoleh :
metode equity :

Dicatat dalam laporan keuangan (neraca) yang dikonsolidasi
metode harga perolehan :
Tidak hanya diakui pada laporan keuangan (neraca)
3. laporan laba/rugi :
metode equity :
Tidak mencantumkan “pendapatan atau kerugian” atas investasi saham
metode harga perolehan :

Bagian deviden dicatat debit pada rekening piutang deviden (kas), dengan rekening penghasilan deviden pada sisi kredit



Minggu, 20 April 2014

MENGATASI FRAUD DALAM LAPORAN KEANGAN

Menurut Dr. Donald R. Cressey yang terkenal dengan teori ‘fraud triangle‘, seseorang melakukan fraud (kecurangan) karena:
  1. mengalami tekanan secara sosial atau finansial
  2. adanya kesempatan untuk melakukan fraud tanpa takut ketahuan
  3. adanya rasionalisasi atau justifikasi untuk melakukan fraud
Menurut ACFE, pencegahan fraud dalam laporan keuangan sebaiknya difokuskan fokus pada:
Mengurangi tekanan situasional yang dapat mengarah ke terjadinya fraud
  • Tidak membuat target keuangan yang sangat sulit tercapai
  • Membuat kebijakan dan prosedur akuntansi yang jelas tanpa adanya klausul pengecualian
  • Menghilangkan kendala operasional yang berdampak pada efektivitas kinerja keuangan, seperti batasan working capital, volume produksi yang berlebihan, atau kendala-kendala inventori
Mengurangi timbulnya kesempatan untuk melakukan fraud
  • Melakukan pencatatan akuntansi secara akurat dan lengkap
  • Melakukan pengawasan atas transaksi bisnis dan hubungan interpersonal antara supplier, konsumen, karyawan bagian pembelian, bagian penjualan, dan bagian keuangan
  • Membuat sistem keamanan fisik untuk menjaga aset-aset perusahaan
  • Memisahkan fungsi (segregation of duties) agar kontrol atas suatu transaksi tidak terpusat pada satu orang
  • Menjaga data karyawan masuk-keluar dengan akurat, termasuk melakukan background checks terhadap karyawan baru
  • Memperkuat fungsi pengawasan untuk memastikan prosedur akuntansi dilaksanakan dengan tepat
Memperkuat integritas karyawan
  • Manajemen harus menunjukkan keteladanan dalam kejujuran
  • Kebijakan perusahaan harus memisahkan secara jelas apa saja yang dianggap perilaku yang benar atau jujur, dan mana yang tidak
  • Perusahaan harus mempunyai kebijakan akuntansi yang jelas untuk isu-isu pencatatan akuntansi yang masih kontroversial
  • Perusahaan harus mempunyai dan mengkomunikasikan dengan baik mengenai kebijakan tertulis mengenai konsekuensi atas setiap pelanggaran fraud atau korupsi yang terjadi
sumber : http://mukhsonrofi.wordpress.com/2008/11/14/mencegah-fraud-atau-korupsi-dalam-laporan-keuangan/

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN RENTABILITAS

ANALISIS LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, dan RENTABILITAS


Analisis Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas laporan keuangan “PT COLORPAK INDONESIA, Tbk dan ANAK PERUSAHAAN”.

1       Likuiditas Perusahaan
 Likuiditas adalah  masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi.  Masalah likuiditas dapat dihitung dengan dua cara, yaitu dengan cara perhitungan menggunakan rasio(quick ratio, current ratio, dan cash ratio dan dengan menghitung periode penagihan rata- rata (average collection period). Untuk laporan keuangan diatas saya menggunakan pendekatan yang pertama yaitu dengan  perhitung rasio (Current ratio, quick ratio dan cash ratio)
·  
Current ratio = (aktiva lancar : hutang lancar) x 100%
Tahun 2010     = (Rp 227.819.168.461 : Rp 123.450.557.939) x 100%
                        = 184,54 %
Tahun  2011    = (Rp 185.436.645.162 : Rp 96.911.386.652) x 100%
                        =191,34%

Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan laba perusahaan.
·        
Quick ratio     = {(aktiva lancar – persediaan) / hutang lancar} x 100%
Tahun 2010     = {(227.819.168.461- 82.424.270.814) / 123.450.557.939} x 100%
                        = 117,77%
Tahun 2009     ={( 185.436.645.162 - Rp 68.458.457.208) /   96.911.386.652} x 100%
                        = 120,706%

rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid dan mampu menutupi hutang lancar.
Semakin besar quick ratio maka semakin baik pula perusahaan pula kondisi perusahaan. Namun apabila quick ratio memiliki perbandingan 1:1 atau 100%  perusahaan tersebut dianggap kurang baik.
·        
Cash ratio      = (kas / hutang lancar) x 100%
Tahun 2010     = ( 9.435.631.304 /  123.450.557.939) x 100%
                        =7,64%
Tahun 2009     = (  5.398.758.478 /  96.911.386.652) x 100%
                        = 5,57%
                       
Rasio ini menunjukan kemampuan kas untuk menutupi hutang lancar.
2       Solvabilitas Perusahaan
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya saat perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas dapat diukur dengan cara membandingkan jumlah aktiva dengan jumlah hutang. Untuk laporan keuangan diatas  perhitungan solvabilitasnya saya menggunakan
“total debt to capital asset.”
Total debt to capital assets    = (total hutang / total aktiva) x 100%
Tahun 2010                             = (140.879.700.667 / 275.390.730.449) x 100%
                                                = 51,51%
Tahun 2009                             =(103.889.967.660 / 219.198.880.369) x 100%
                                                = 47,395%
                       
Kelikuidan suatu perusahaan tidak dapat ditentukan oleh solvabilitas perusahaan tersebut. Perusahaan yang solvable belum tentu likuid begitu pula sebaliknya.
3       Rentabilitas Perusahaan
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan anatara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Perhitungan rentabilitas berbeda-beda untuk setiap perusahaan. Hal ini terjadi karena perbedaan antara aktiva dan laba yang mana yang akan dibandingkan dengan yang lain.
Rentabilitas dibagi menjadi dua, yaitu:

·         Rentabilitas ekonomi
Rentabilitas ekonomi bisa iukur dengan menggunakan gross prifit margin. Untuk laporan keuangan diatas maka perhitungannya sebagai berikut:
Gross profit margin  = (laba kotor / penjualan netto) x 100%       
Tahun2010                  = (62.009.766.595 / 516.581.827.788) x 100%
                                    = 12,003%
Tahun 2009                 = (68.153.669.345 / 447.956.185.580) x 100%
                                    =15,214%
Operating ratio          ={(HPP + biaya adm) / penjualan netto} x 100%
Tahun 2010     ={(454.572.061.193+17.362.828.146) / 516.581.827.788} x  100%
                        = 91,357%
Tahun 2009     ={(379.802.516.235+16.984.119.010) / 447.956.185.580}x100%
                        =88,577%
Net Profit Margin     = (laba setelah pajak / penjualan netto)x100%
Tahun 2010                 =(  28.443.539.773 /  516.581.827.788) x 100%
                                    = 5,506%
Tahun 2009                 =(  30.909.406.991 /  447.956.185.580) x 100%
                                    = 6,9%
·         Rentabilitas usaha
Rentabilitas usaha adalah perhitungan rentabilitas suatu perusahaan dengan cara membandingkan laba usaha dengan modal 

SUMBER : http://prima-yulivani28211028.blogspot.com/2013/04/analisis-likuiditas-solvabilitas-dan.html