Minggu, 23 Maret 2014

Dampak Terbesar Melemahnya Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah memang sedang bergejolak. Bahkan, menurut Pemerintah inflasi inti atau yang biasa disebut dengan core inflasion bisa jadi akan lebih tinggi di tahun 2014 ini jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Hal ini didukung oleh Bambang Brodjonegoro selaku Wakil Menteri Keuangan. Dirinya mengungkapkan bahwa salah satu penyebab inflasi inti adalah pergerakan nilai tukar rupiah yang terus melemah beberapa waktu terakhir ini. Jika disebutkan dalam angka maka bisa jadi inflasi tahun 2014 akan mencapai lebih dari 5%.

Jika hal ini terjadi maka potensi realisasi inflasi akan melebar dari target yang ditetapkan pemerintah. Saa ini Pemerintah sudah menetapkan target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2014. Bambang memastikan bahwa kendala core inflation ini bukan hanya masalah suplai pangan tapi juga suplai secara keseluruhan.

Sebagai informasi, Pemerintah membuat target inflasi pada level 5.5% plus minus 1% dalam APBN 2014. Perhitungan ini juga sudah memasukkan inflasi inti di dalamnya. Bambang juga berharap bahwa Bank Indonesia atau BI mampu melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi inti tersebut. Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan inflasi tidak semakin melebar.



Sayangnya, saat ini pemerintah masih sebatas mengendalikan inflasi selain inflasi inti seperti volatilitas harga pangan. Pernyataan dari Wakil Menteri Keuangan Indonesia tersebut ditambahkan oleh Chatib Basri selaku Mentri Keuangan. Menurutnya, salah satu cara untuk mengendalikan inflasi inti adalah melanjutkan kebijakan moneter ketat atau monetary tightening.

Intinya, jika kebijakan moneter ini bisa diatur dengan baik dan maksimal maka inflasi inti dapat ditekan dan tidak perlu khawatir adanya pelonjakan. Di sisi lain, Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo mengaku sudah memberikan perhatian khusus terhadap masalah inflasi intitersebut. Agus menuturkan bahwa ancaman inflasi memang cukup tinggi di kuartal pertama ini.

Sudah dapat dipastikan penyebabnya adalah karena nilai tukar rupiah yang mengalami pelemahan di tahun 2013. Dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah di tahun 2013 tersebut memang belum terasa sepenuhnya.

Sebaliknya, dampak tersebut justru terasa di tahun 2014 ini. Bank Indonesia mulai mengadakan persiapan untuk risiko inflasi khususnya dari melemahnya nilai tukar rupiah di tahun 2013 yang lalu. Selain pendapat dari pihak-pihak terkait di atas, pendapat juga meluncur dari David Sumual selaku Ekonom Bank Central Asia.


Hal ini disebabkan oleh cuaca buruk yang berakibat terhambatnya distribusi dan panen. Semoga kondisi tersebut bisa teratasi dengan baik dan kondisi kembali pada keadaan normal.

sumber :
http://www.teropongbisnis.com/teropong-keuangan/dampak-terbesar-melemahnya-nilai-tukar-rupiah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar